Jumat, 09 Juni 2017

Kuentot Teman Chattingku

Cerita Sex || Cerita Mesum ||Cerita Dewasa || Foto Cewek Hot Terbaru || Foto Bugil Terbaru || Foto Mesum Terbaru || dan Seputar Dewasa Sex Terbaru 2017


 Namaku Doni. Awal mula perkenalanku dengan Heni dari chatroom. Waktu itu tahun 2014, aku masih berusia 22 tahun. Sedangkan Heni sudah berumur 25 tahun. Heni waktu itu kerja di suatu perusahan swasta sebagai marketing. Sedangkan aku masih sibuk cari kerja setelah lulus kuliah. Perkenalanku dengan Heni semakin akrab meskipun kami belum pernah ketemuan atau copy darat maklumlah dia di Surabaya sedangkan aku di Jakarta. Setelah hampir 2 tahun kami berkomunikasi hanya lewat chat akhirnya kami berdua mempunyai kesempatan untuk bertemu langsung. Waktu itu bulam Mei 2016 aku memperoleh kesempatan untuk berlibur ke Surabaya.

Singkat cerita akupun sampai di Bandara Internasional Juanda pada tanggal 20 Mei 2016. Sebelumnya kami janji untuk ketemu di suatu taman yang ada di pusat kota. Dari Bandara aku langsung naik taksi dan meminta supir untuk mengantarku ke tempat yang telah kita sepakati.
Begitu sampai di taman dengan bermodal foto akhirnya untuk yang pertama kali aku melihat langsung wajah Heni, aku terpana dibuatnya. Menurutku Heni lebih cantik aslinya ketimbang di foto. Apalagi dia juga mempunyai body yang teramat seksi. Hal ini semakin membuatku terpesona dan membuat birahiku otomatis jadi naik perlahan-lahan.

Setelah ngobrol beberapa menit kami berdua lantas berjalan mengelilingi taman dan tak terasa waktu pun sudah malam, kamipun lantas makan malam di restoran yang ada di dekat taman. Dan setelah selesai makan malam aku lantas mengantar Heni pulang ke rumah dengan menggunakan taksi. Sedangkan aku langsung menuju hotel yang terletak tak jauh dari rumah Heni.

Hari berikutnya aku kembali mengajak Heni untuk jalan-jalan kebetulan bertepatan dengan malam minggu. Setelah kami berjalan-jalan dan makan malam, Heni menyuruhku untuk mengantar pulang, sebenarnya aku masih ingin berdua dan ngobrol denganya hingga larut malam, tapi Heni menolak dengan alasan dia menjaga rumah karena ayah ibunya pergi ke Bali menghadiri acara keluarga. Aku sebenarnya agak kecewa mendengar penolakan dari Heni, tapi kekecewaanku hanya sesaat saja

karena Heni mengajakku untuk menginap di rumahnya. Heni tak berani di rumah sendirian. Tanpa pikir panjang akupun mengiyakan ajak dari Heni. Dan akhirnya kami berdua sampai di rumah Heni tepat pukul 10 malam.

Sesampainya di rumahnya kami berdua lantas masuk ke rumah Heni yang lumayan besar. Aku disuruhnya untuk duduk di sofa di ruang tamu. Heni kemudian permisi untuk mandi. Entah setan mana yang merasuki pikiranku sehingga aku berfikir membayangkan menyalurkan hasrat sexku pada Heni. Terus terang saja selama ini aku selalu horny jika mendengar suara Heni saat kami telpon-telponan, aku selalu onani dengan membayangkan sedang menyetubuhinya. Dan asyiknya Heni tahu kalau aku selalu onani saat aku sedang telpon dia.

Mendengar suara Heni mandi pikiranku bertambah kotor. Maka aku memberanikan diri untuk berjalan pelan-pelan mendekati kamar mandi tempat Heni mandi. Aku mencari celah agar bisa mengintip Heni. Namun belum juga mendapat celah tiba-tiba Heni keluar dari kamar mandi sambil teriak dalam keadaan telanjang. Dia keluar karena di dalam kamar mandi ada kecoa. Mataku pun langsung tertuju pada payudara montoknya. Sungguh pemandangan yang sangat indah sekali denga putting berwarna kecoklatan. Ingin sekali rasanya aku menjilati putingnya. Tak sampai situ kini

pandangan mataku tertuju pada vagina yang ditumbuhi oleh rambut tipis terpotong rapi. Dan seketika itupun batang penisku langsung tegak berdiri. Tanpa berpikir panjang aku langsung mendekati Heni, kurangkul tubuhnya dan kuciumi bibirnya dengan penuh nafsu. Heni tak memberi perlawanan bahkan dia membalas ciumanku tak kalah liarnya.

“Ssssthh…aahhh…” desahnya.

Mendengar desahan Heni nafsu semakin bertambah. Ciumanku beralih pada payudaranya. Kuciumi seluruh bagian payudaranya dan berakhir dengan menjilati dan menyedot putingnya yang sudah mengeras. Sementara tangan Heni  mencoba untuk melepas resleting celanaku. Dan tanpa kesulitan dia dia berhasil melepas celanaku dan menarik kaosku lalu dilemparkannya ke lantai. Dia kemudian mencoba mengelus batang penisku dari luar CD yang masih menempel pada tubuhku.

“Wooww, besar juga penismu…” katanya sambil mencoba melepas CDku. Aku yang mendengar itu

hanya tersenyum. Aku masih asyik bermain dengan putting Heni. Terkadang kuemut, kuhisap dan kugigit lembut putingnya itu, sehingga membuat Heni tak kuasa untuk menahan hawa nafsunya yang
sudah hampir meledak. Tampaknya ia juga sudah tidak sabar untuk merasakan batang penisku.

“Ayo sayang kita lanjutkan ke kamarku aja” ajak Heni.

Lalu kugendong tubuhnya ke loteng dan kubawa ke dalam kamar tidurnya dan selanjutnya kurebahkan tubuh bugilnya diatas kasur yang empuk. Tanpa menunggu lebih lama lagi, segera kuhisap putingmya lagi yang semakin mengeras.

“Ooohhh Don…nikmat sekali jilatanmu” desahnya manja.

“Putingmu membikin aku gemas Hen…” kataku.

“Sedot terus Dooon…aahhh…” pintanya manja.

Mendengar desahannya aku semakin bernafsu. Lambat laun ciumanku merambat turun ke pusarnya lalu ke gundukan diantara selangkangannya. Kemudian kumainkan klitorisnya dengan lidahku dan aku memasukkan ujung lidahku ke dalam lubang vaginanya yang harum itu. Kemudian dia mengangkat pinggulnya dan berseru,

“Ooohhh…yeesss…ssthh..aaahh…”

Sementara aku masih mempermainkan seluruh bagian vaginanya dengan lidahku, Heni semakin kencang menggoyang-goyangkan pinggulnya, kemudian dengan tiba-tiba dia berteriak,

“Aaahhh Dooommm…aakuuu keluaaaarrr..aaahhh…” teriaknya dengan tubuh mengejang dan matanya terpejam.

Terlihat cairan kewanitaannya membanjiri vaginanya. Kuhisap cairannya itu dan kurasakan manis bercampur asin dengan aroma yang wangi dan hangat. Kuhisap cairannya dengan rakus sampai habis dan tubuhku kembali merambat ke atas menghisap putingnya kembali yang tampak indah bagiku.
Rasanya bibirku masih belum puas menyusui di putingnya itu.

Kulihat Heni kembali menggeliat dan mendesah. Tampaknya dia mulai terangsang kembali dan memintaku untuk segera memasukkan batang penisku yang berukuran 16 cm dengan diameter 3 cm ke dalam gua keramatnya yang sudah basah sekali.

“Ayo Don, masukin sekarang, aku sudah gak tahan lagi” pintanya.

Tanpa menunggu lebih lama lagi lalu kuarahkan batang penisku ke dalam lubang vaginanya perlahan-lahan namun pasti. Batang penisku pun mulai menyeruak masuk ke dalam lubang vaginanya yang masih sempit (maklumlah Heni masih perawan) dan akhirnya batang penisku berhasil masuk 3/4 ke dalam lubang vaginanya.

“Auuu…sakit Doonnn..pelan sayang…” erangnya sedikit tertahan.
Kembali kutekan batang penisku untuk masuk ke lubang vaginanya secara perlahan sehingga akhirnya aku berhasil memasukkan semua penisku ke dalam lubang vaginanya dan menyentuh dasar vaginanya.

“Bleessss…sleeeppp…”

“Ahhh….mantab sekali…” katanya yang disertai dengan desahan halus.

Aku semakin bernafsu untuk menggenjotnya setelah mendengar desahan dan erangannya. Semakin dia mendesah, aku semakin mempercepat genjotanku di lubang vaginanya.

“Terus Dooonnn…aku mau keluar niiihh…aahhh…”

“Tahan Hen… aku juga mau keluuaarr, keluarkan  dimana Heeenn….?” tanyaku.

“Di da….”

Belum sempat Heni menjawab, aku sudah tak bisa menahannya lagi, sehingga akibatnya,

“Crooottt.. Croooottt.. Crooottt.. Croooot..”

Beberapa kali batang penisku menembakkan spermaku yang banyak ke dalam lubang vaginanya dan saat itu juga aku merasakan cairan hangat dan darah perawan keluar dari dalam lubang vagina Heni membasahi batang penisku yang masih tegak di dalam vaginanya.

“Terima kasih Hen.. Kamu sudah memberikan aku kenikmatan malam ini…aku sangat puas sekali” kataku sambil mengecup lembut bibirnya dan menarik keluar batang penisku.

“Sama-sama Don…aku juga ingin berterima kasih ke kamu, karena telah memuaskan nafsuku untuk melakukan hubungan sex denganmu yang selama ini kupendam dalam anganku,” katanya tanpa malu-malu dengan mata yang sayu.

“Ayo Don kita mandi bareng..,” ajaknya sambil menarik tanganku.

Dan di kamar mandi itu batang penisku kembali bereaksi ketika Heni mengocoknya dengan mulutnya. Aku langsung saja menarik pinggang Heni dan menyuruhnya menungging ke arahku. Secara perlahan lahan Kumasukan Batang penisku yang sudah menegang ke sela-sela pantatnya yang tidak begitu besar. Sejenak Heni tersentak, namun hal itu hanya berlangsung sebentar saja, karena Heni kemudian mengimbangi gerakanku dengan menggerak-gerakkan pinggulnya ketika dirasakan batang penisku sudah masuk semuanya ke dalam lubang vaginanya.

“Terus Dooonnn… aku keluaaar lagiiii…aaahhh…” erangnya dengan lembut.

“Aku juga Heeenn…ooohh…” kataku sambil terus mengenjot dan menyemprotkan spermaku ke dalam lubang vaginanya kembali.

Setelah itu kami melanjutkan mandi kembali dan setelah mandi sebelum tidur, aku mengentotnya
sekali lagi. Keesokan paginya pada saat aku bangun pukul 7 pagi kembali entot dia dan malam harinya kami kembali berhubungan badan.

0 komentar:

Posting Komentar