Cerita Sex || Cerita Mesum ||Cerita Dewasa || Foto Cewek Hot
Terbaru || Foto Bugil Terbaru || Foto Mesum Terbaru || dan Seputar
Dewasa Sex Terbaru 2017
Namaku Doni. Awal mula perkenalanku dengan Heni dari chatroom. Waktu itu
tahun 2014, aku masih berusia 22 tahun. Sedangkan Heni sudah berumur 25
tahun. Heni waktu itu kerja di suatu perusahan swasta sebagai
marketing. Sedangkan aku masih sibuk cari kerja setelah lulus kuliah.
Perkenalanku dengan Heni semakin akrab meskipun kami belum pernah
ketemuan atau copy darat maklumlah dia di Surabaya sedangkan aku di
Jakarta. Setelah hampir 2 tahun kami berkomunikasi hanya lewat chat
akhirnya kami berdua mempunyai kesempatan untuk bertemu langsung. Waktu
itu bulam Mei 2016 aku memperoleh kesempatan untuk berlibur ke Surabaya.
Singkat cerita akupun sampai di Bandara Internasional Juanda pada
tanggal 20 Mei 2016. Sebelumnya kami janji untuk ketemu di suatu taman
yang ada di pusat kota. Dari Bandara aku langsung naik taksi dan meminta
supir untuk mengantarku ke tempat yang telah kita sepakati.
Begitu sampai di taman dengan bermodal foto akhirnya untuk yang
pertama kali aku melihat langsung wajah Heni, aku terpana dibuatnya.
Menurutku Heni lebih cantik aslinya ketimbang di foto. Apalagi dia juga
mempunyai body yang teramat seksi. Hal ini semakin membuatku terpesona
dan membuat birahiku otomatis jadi naik perlahan-lahan.
Setelah ngobrol beberapa menit kami berdua lantas berjalan
mengelilingi taman dan tak terasa waktu pun sudah malam, kamipun lantas
makan malam di restoran yang ada di dekat taman. Dan setelah selesai
makan malam aku lantas mengantar Heni pulang ke rumah dengan menggunakan
taksi. Sedangkan aku langsung menuju hotel yang terletak tak jauh dari
rumah Heni.
Hari berikutnya aku kembali mengajak Heni untuk jalan-jalan kebetulan
bertepatan dengan malam minggu. Setelah kami berjalan-jalan dan makan
malam, Heni menyuruhku untuk mengantar pulang, sebenarnya aku masih
ingin berdua dan ngobrol denganya hingga larut malam, tapi Heni menolak
dengan alasan dia menjaga rumah karena ayah ibunya pergi ke Bali
menghadiri acara keluarga. Aku sebenarnya agak kecewa mendengar
penolakan dari Heni, tapi kekecewaanku hanya sesaat saja
karena Heni
mengajakku untuk menginap di rumahnya. Heni tak berani di rumah
sendirian. Tanpa pikir panjang akupun mengiyakan ajak dari Heni. Dan
akhirnya kami berdua sampai di rumah Heni tepat pukul 10 malam.
Sesampainya di rumahnya kami berdua lantas masuk ke rumah Heni yang
lumayan besar. Aku disuruhnya untuk duduk di sofa di ruang tamu. Heni
kemudian permisi untuk mandi. Entah setan mana yang merasuki pikiranku
sehingga aku berfikir membayangkan menyalurkan hasrat sexku pada Heni.
Terus terang saja selama ini aku selalu horny jika mendengar suara Heni
saat kami telpon-telponan, aku selalu onani dengan membayangkan sedang
menyetubuhinya. Dan asyiknya Heni tahu kalau aku selalu onani saat aku
sedang telpon dia.
Mendengar suara Heni mandi pikiranku bertambah kotor. Maka aku
memberanikan diri untuk berjalan pelan-pelan mendekati kamar mandi
tempat Heni mandi. Aku mencari celah agar bisa mengintip Heni. Namun
belum juga mendapat celah tiba-tiba Heni keluar dari kamar mandi sambil
teriak dalam keadaan telanjang. Dia keluar karena di dalam kamar mandi
ada kecoa. Mataku pun langsung tertuju pada payudara montoknya. Sungguh
pemandangan yang sangat indah sekali denga putting berwarna kecoklatan.
Ingin sekali rasanya aku menjilati putingnya. Tak sampai situ kini
pandangan mataku tertuju pada vagina yang ditumbuhi oleh rambut tipis
terpotong rapi. Dan seketika itupun batang penisku langsung tegak
berdiri. Tanpa berpikir panjang aku langsung mendekati Heni, kurangkul
tubuhnya dan kuciumi bibirnya dengan penuh nafsu. Heni tak memberi
perlawanan bahkan dia membalas ciumanku tak kalah liarnya.
“Ssssthh…aahhh…” desahnya.
Mendengar desahan Heni nafsu semakin bertambah. Ciumanku beralih pada
payudaranya. Kuciumi seluruh bagian payudaranya dan berakhir dengan
menjilati dan menyedot putingnya yang sudah mengeras. Sementara tangan
Heni mencoba untuk melepas resleting celanaku. Dan tanpa kesulitan dia
dia berhasil melepas celanaku dan menarik kaosku lalu dilemparkannya ke
lantai. Dia kemudian mencoba mengelus batang penisku dari luar CD yang
masih menempel pada tubuhku.
“Wooww, besar juga penismu…” katanya sambil mencoba melepas CDku. Aku
yang mendengar itu
hanya tersenyum. Aku masih asyik bermain dengan
putting Heni. Terkadang kuemut, kuhisap dan kugigit lembut putingnya
itu, sehingga membuat Heni tak kuasa untuk menahan hawa nafsunya yang
sudah hampir meledak. Tampaknya ia juga sudah tidak sabar untuk
merasakan batang penisku.
“Ayo sayang kita lanjutkan ke kamarku aja” ajak Heni.
Lalu kugendong tubuhnya ke loteng dan kubawa ke dalam kamar tidurnya
dan selanjutnya kurebahkan tubuh bugilnya diatas kasur yang empuk. Tanpa
menunggu lebih lama lagi, segera kuhisap putingmya lagi yang semakin
mengeras.
“Ooohhh Don…nikmat sekali jilatanmu” desahnya manja.
“Putingmu membikin aku gemas Hen…” kataku.
“Sedot terus Dooon…aahhh…” pintanya manja.
Mendengar desahannya aku semakin bernafsu. Lambat laun ciumanku
merambat turun ke pusarnya lalu ke gundukan diantara selangkangannya.
Kemudian kumainkan klitorisnya dengan lidahku dan aku memasukkan ujung
lidahku ke dalam lubang vaginanya yang harum itu. Kemudian dia
mengangkat pinggulnya dan berseru,
“Ooohhh…yeesss…ssthh..aaahh…”
Sementara aku masih mempermainkan seluruh bagian vaginanya dengan
lidahku, Heni semakin kencang menggoyang-goyangkan pinggulnya, kemudian
dengan tiba-tiba dia berteriak,
“Aaahhh Dooommm…aakuuu keluaaaarrr..aaahhh…” teriaknya dengan tubuh mengejang dan matanya terpejam.
Terlihat cairan kewanitaannya membanjiri vaginanya. Kuhisap cairannya
itu dan kurasakan manis bercampur asin dengan aroma yang wangi dan
hangat. Kuhisap cairannya dengan rakus sampai habis dan tubuhku kembali
merambat ke atas menghisap putingnya kembali yang tampak indah bagiku.
Rasanya bibirku masih belum puas menyusui di putingnya itu.
Kulihat Heni kembali menggeliat dan mendesah. Tampaknya dia mulai
terangsang kembali dan memintaku untuk segera memasukkan batang penisku
yang berukuran 16 cm dengan diameter 3 cm ke dalam gua keramatnya yang
sudah basah sekali.
“Ayo Don, masukin sekarang, aku sudah gak tahan lagi” pintanya.
Tanpa menunggu lebih lama lagi lalu kuarahkan batang penisku ke dalam
lubang vaginanya perlahan-lahan namun pasti. Batang penisku pun mulai
menyeruak masuk ke dalam lubang vaginanya yang masih sempit (maklumlah
Heni masih perawan) dan akhirnya batang penisku berhasil masuk 3/4 ke
dalam lubang vaginanya.
“Auuu…sakit Doonnn..pelan sayang…” erangnya sedikit tertahan.
Kembali kutekan batang penisku untuk masuk ke lubang vaginanya secara
perlahan sehingga akhirnya aku berhasil memasukkan semua penisku ke
dalam lubang vaginanya dan menyentuh dasar vaginanya.
“Bleessss…sleeeppp…”
“Ahhh….mantab sekali…” katanya yang disertai dengan desahan halus.
Aku semakin bernafsu untuk menggenjotnya setelah mendengar desahan
dan erangannya. Semakin dia mendesah, aku semakin mempercepat genjotanku
di lubang vaginanya.
“Terus Dooonnn…aku mau keluar niiihh…aahhh…”
“Tahan Hen… aku juga mau keluuaarr, keluarkan dimana Heeenn….?” tanyaku.
“Di da….”
Belum sempat Heni menjawab, aku sudah tak bisa menahannya lagi, sehingga akibatnya,
“Crooottt.. Croooottt.. Crooottt.. Croooot..”
Beberapa kali batang penisku menembakkan spermaku yang banyak ke
dalam lubang vaginanya dan saat itu juga aku merasakan cairan hangat dan
darah perawan keluar dari dalam lubang vagina Heni membasahi batang
penisku yang masih tegak di dalam vaginanya.
“Terima kasih Hen.. Kamu sudah memberikan aku kenikmatan malam
ini…aku sangat puas sekali” kataku sambil mengecup lembut bibirnya dan
menarik keluar batang penisku.
“Sama-sama Don…aku juga ingin berterima kasih ke kamu, karena telah
memuaskan nafsuku untuk melakukan hubungan sex denganmu yang selama ini
kupendam dalam anganku,” katanya tanpa malu-malu dengan mata yang sayu.
“Ayo Don kita mandi bareng..,” ajaknya sambil menarik tanganku.
Dan di kamar mandi itu batang penisku kembali bereaksi ketika Heni
mengocoknya dengan mulutnya. Aku langsung saja menarik pinggang Heni dan
menyuruhnya menungging ke arahku. Secara perlahan lahan Kumasukan
Batang penisku yang sudah menegang ke sela-sela pantatnya yang tidak
begitu besar. Sejenak Heni tersentak, namun hal itu hanya berlangsung
sebentar saja, karena Heni kemudian mengimbangi gerakanku dengan
menggerak-gerakkan pinggulnya ketika dirasakan batang penisku sudah
masuk semuanya ke dalam lubang vaginanya.
“Terus Dooonnn… aku keluaaar lagiiii…aaahhh…” erangnya dengan lembut.
“Aku juga Heeenn…ooohh…” kataku sambil terus mengenjot dan menyemprotkan spermaku ke dalam lubang vaginanya kembali.
Setelah itu kami melanjutkan mandi kembali dan setelah mandi sebelum
tidur, aku mengentotnya
sekali lagi. Keesokan paginya pada saat aku
bangun pukul 7 pagi kembali entot dia dan malam harinya kami kembali
berhubungan badan.
Jumat, 09 Juni 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar