Cerita Sex || Cerita Mesum ||Cerita Dewasa || Foto Cewek Hot
Terbaru || Foto Bugil Terbaru || Foto Mesum Terbaru || dan Seputar
Dewasa Sex Terbaru 2017
Kulihat bibi tidur tidak berselimut, karena biarpun kamar bibi
memakai AC, tapi kelihatan AC-nya diatur agar tidak terlalu dingin.
Posisi tidur bibi telentang dan bibi hanya memakai baju daster merah
muda yang tipis.
Dasternya sudah terangkat sampai di atas perut, sehingga terlihat CD
mini yang dikenakannya berwarna putih tipis, sehingga terlihat belahan
kemaluan bibi yang ditutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-coklatan.
Buah dada bibi yang tidak terlalu besar tapi padat itu terlihat
samar-samar di balik dasternya yang tipis, naik turun dengan
teratur.Walaupun dalam posisi telentang, tapi buah dada bibi terlihat
mencuat ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil.
Melihat pemandangan yang menggairahkan itu aku benar-benar terangsang
hebat. Dengan cepat kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan
berdiri dengan gagahnya, siap tempur.
Perlahan-lahan kuberjongkok di samping tempat tidur dan tanganku
secara hati-hati kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan bibi
yang mungil itu yang masih ditutupi dengan CD.
Perlahan-lahan tanganku
mulai mengelus-elus kemaluan bibi dan juga bagian paha atasnya yang
benar-benar licin putih mulus dan sangat merangsang.
Terlihat bibi agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum, mungkin
bibi sedang mimpi, sedang becinta dengan paman. Aku melakukan kegiatanku
dengan hati-hati takut bibi terbangun.
Perlahan-lahan kulihat bagian CD bibi yang menutupi kemaluannya mulai
terlihat basah, rupanya bibi sudah mulai terangsang juga. Dari mulutnya
terdengar suara mendesis perlahan dan badannya menggeliat-geliat
perlahan-lahan.
Aku makin tersangsang melihat pemandangan itu.Cepat-cepat kubuka
semua baju dan CD-ku, sehingga sekarang aku bertelanjang bulat. Penisku
yang 15 cm itu telah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa.
Dan aku membelai-belai buah dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Aku
tahu bahwa puting dan klitoris bibiku tempat paling suka dicumbui, aku
tahu hal tersebut dari film-film bibiku.
Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya. Kemudian
perlahan-lahan aku menggunting CD mini bibi dengan gunting yang terdapat
di sisi tempat tidur bibi.Sekarang kemaluan bibi terpampang dengan
jelas tanpa ada penutup lagi. Perlahan-lahan kedua kaki bibi kutarik
melebar, sehingga kedua pahanya terpentang. Dengan hati-hati aku naik ke
atas tempat tidur dan bercongkok di atas bibi.
Kedua lututku melebar di samping pinggul bibi dan kuatur sedemikian
rupa supaya tidak menyentuh pinggul bibi. Tangan kananku menekan pada
kasur tempat tidur, tepat di samping tangan bibi, sehingga sekarang aku
berada dalam posisi setengah merangkak di atas bibi.Tangan kiriku
memegang batang penisku.
Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir kemaluan
bibi yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok
dengan hati-hati pada bibir kemaluan bibi. Terdengar suara erangan
perlahan dari mulut bibi dan badannya agak mengeliat, tapi matanya tetap
tertutup.
Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah bibir
kemaluan bibi.Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara bibir
kemaluan bibi. Dari mulut bibi tetap terdengar suara mendesis perlahan,
akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah.
Aku tidak mau mengambil resiko, sebelum bibi sadar, aku sudah harus
menaklukan kemaluan bibi dengan menempatkan posisi penisku di dalam
lubang vagina bibi. Sebab itu segera kupastikan letak penisku agar tegak
lurus pada kemaluan bibi.
Dengan bantuan tangan kiriku yang terus membimbing penisku, kutekan
perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku
mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.Kelihatan sejenak kedua
paha bibi bergerak melebar, seakan-akan menampung desakan penisku ke
dalam lubang kemaluanku.
Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua matanya mendadak
terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di
atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk berteriak. Dengan cepat
tangan kiriku yang sedang memegang penisku kulepaskan dan buru-buru
kudekap mulut bibi agar jangan berteriak.
Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat
kujaga lagi, akibatnya seluruh berat pantatku langsung menekan ke
bawah, sehingga tidak dapat dicegah lagi penisku menerobos masuk ke
dalam lubang kemaluan bibi dengan cepat.
Badan bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk
dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas,
menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh
bekapan tangan kiriku.”Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak
jelas.Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan bibi
sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat penisku yang besar
menerobos masuk ke dalam kemaluannya dengan tiba-tiba.
Meskipun bibi merontak-rontak, akan tetapi bagian pinggulnya tidak
dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Karena
gerakan-gerakan bibi dengan kedua kaki bibi yang
meronta-ronta itu,
penisku yang telah terbenam di dalam vagina bibi terasa
dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam
vagina bibi.
Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.Karena sudah
kepalang tanggung, maka tangan kananku yang tadinya bertumpu pada tempat
tidur kulepaskan. Sekarang seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas
badan bibi, kepalaku kuletakkan di samping kepala bibi sambil berbisik
kekuping bibi.”Bii.., bii.., ini aku Eric. Tenang bii.., sshheett..,
shhett..!” bisikku.
Bibi masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena badannya
yang mungil itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap
mulut bibi, aku menjilat-jilat kuping bibi dan pinggulku
secara
perlahan-lahan mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.
Perlahan-lahan badan bibi yang tadinya tegang mulai melemah.Kubisikan
lagi ke kuping bibi, “Bii.., tanganku akan kulepaskan dari mulut bibi,
asal bibi janji jangan berteriak yaa..?”Perlahan-lahan tanganku
kulepaskan dari mulut bibi.Kemudian Bibi berkata,
“Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa
Bibi..!”Aku diam saja, tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggulku
makin kupercepat dan tanganku mulai memijit-mijit buah dada bibi,
terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras.
Rupanya meskipun wajah bibi masih menunjukkan perasaan marah, akan
tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang sudah
mulai terangsang itu. Melihat keadaan bibi ini, tempo permainanku
kutingkatkan lagi.Akhirnya dari mulut bibi terdengar suara,
“Oohh.., oohh.., sshh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc..,
Riicc..!”Dengan masih melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan
kedua tanganku bertumpu pada tempat tidur, sehingga aku sekarang dalam
posisi setengah bangun, seperti orang yang sedang melakukan
push-up.Dalam posisi ini, penisku menghujam kemaluan bibi dengan bebas,
melakukan serangan-serangan langsung ke dalam lubang kemaluan bibi.
Kepalaku tepat berada di atas kepala bibi yang tergolek di atas
kasur. Kedua mataku menatap ke bawah ke dalam mata bibi yang sedang
meram melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara
mendesis-desis. Selang sejenak setelah merasa pasti bahwa bibi telah
dapat kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku.
Setelah mencabut penisku dari dalam kemaluan bibi, aku berbaring
setengah tidur di samping bibi. Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada
bibi terutama pada bagian putingnya.
“Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada bibimu..!”
katanya.Sebelum menjawab aku menarik badan bibi menghadapku dan memeluk
badan mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan. Bibirku
mencari bibinya, dan dengan gemas kulumat habis. Woowww..! Sekarang bibi
menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang
menari-nari di mulutnya.
Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu.Sambil memandang langsung ke
dalam kedua matanya dengan mesra, aku berkata, “Bii.. sebenarnya aku
sangat sayang sekali sama Bibi, Bibi sangat cantik lagi ayu..!”Sambil
berkata itu kucium lagi bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku,
“Setiaap kali melihat Bibi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa
sangat cemburu, seakan-akan Bibi adalah milikku, jadi Bibi jangan marah
yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri ingin
memiliki Bibi seutuhnya.
“Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tidak
tergesa-gesa.Ciumanku kali ini sangat panjang, seakan-akan ingin
menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku. Ini
kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang setulus-tulusnya.
Rupanya bibi dapat juga merasakan perasaan sayangku padanya, sehingga
pelukan dan ciumanku itu dibalasnya dengan tidak kalah mesra
juga.Beberapa lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun
berbaring telentang di samping bibi, sehingga bibi dapat melihat
keseluruhan badanku yang telanjang itu.
”Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi Bibi merasa
sangat penuh dalam badan Bibi.” katanya, mungkin punyaku lebih besar
dari punya paman.
Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya. Ciumanku
mulai dari mulutnya turun ke leher dan terus kedua buah dadanya yang
tidak terlalu besar tapi padat itu. Pada bagian ini mulutku
melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama pada
kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.
Sementara aksiku sedang berlangsung, badan bibi menggeliat-geliat
kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis tidak hentinya.
Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan
mulus.
Maklum, bibi belum pernah melahirkan. Bermain-main sebentar disini
kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada
lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.Pada bagian kemaluan
bibi, mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya
dan lidahku bermain-main ke dalam lubang vaginanya.
Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan daging
kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badan bibi
bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan
ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.Keluhan
panjang keluar dari mulutnya,
“Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!”Sambil masih terus dengan
kegiatanku itu, perlahan-lahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian
pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan setengah
berjongkok.
Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala bibi. Rupanya
bibi maklum akan keinginanku itu, karena terasa batang kemaluanku
dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah. Kini terasa kepala penis
menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat.
Ketika ujung lidah bibi mulai bermain-main di seputar kepala penisku,
suatu perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke
seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan
dari mulutku.Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling
hisap-mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin
memberikan kepuasan pada satu sama lain.
Beberapa saat kemudian aku menghentikan kegiatanku dan berbaring
telentang di samping bibi. Kemudian sambil telentang aku menarik bibi ke
atasku, sehingga sekarang bibi tidur tertelungkup di atasku. Badan bibi
dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua paha bibi kupentangkan.
Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas, sehingga dengan
terasa penisku yang panjang dan masih sangat tegang itu langsung
terjepit di antara kedua bibir kemaluan bibi.Dengan suatu tekanan oleh
tanganku pada pantat bibi dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku
langsung menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi. Amblas semua
batangku.
“Aahh..!” terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut
bibi.Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa
bibi sudah mau klimaks. Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi
dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku.
Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya
yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang kecil padat itu
bergoyang-goyang di atasku.Ketika kulihat pada cermin besar di lemari,
kelihatan pinggul bibi yang sedang berayun-ayun di atasku.
Batang penisku yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika
bibi bergerak naik turun di atasku. Hal ini membuatku jadi makin
terangsang. Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan
keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badanku.
Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke
dalam lubang vagina bibi, yang pada saat bersamaan pula terasa
berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di
atasku bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya
mendekap badanku dengan keras.
Pada saat bersamaan kami berdua mengalami orgasme dengan dasyat.
Akhirnya bibi tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari
mulut bibi terlihat senyuman puas.”Riic.., terima kasih Ric. Kau telah
memberikan Bibi kepuasan sejati..!”Setelah beristirahat, kemudian kami
bersama-sama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain.
Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan
kami yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain,
sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi. Dengan setengah
membopong badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan bibi menggelantung
pada leherku, kedua kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada
pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat bibi dan
menekan, penisku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam lubang
kemaluan bibi.
“Aaughh.. oohh.. oohh..!” terdengar rintihan bibi sementara aku
menggerakan-gerakan pantatku maju-mundur sambil menekan ke atas.Dalam
posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya
yang sedang terganjel oleh penisku, maka dengan cepat bibi mencapai
klimaks.”Aaduhh.. Riic.. Biibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..!”
dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang,
bibi mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam
gendonganku.Dengan penisku masih berada di dalam lubang kemaluan bibi,
aku terus membopongnya. Aku membawa bibi ke tempat tidur. Dalam keadaan
tubuh yang masih basah kugenjot bibi yang telah lemas dengan sangat
bernafsu, sampai aku orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku.
Kupeluk badan bibi erat-erat sambil merasakan air maniku
menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke dalam lubang kemaluan bibi,
mengisi segenap relung-relung di dalamnya.
TAMAT
Sabtu, 03 Juni 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar