Aku senang sekali akhirnya dapat segera
pulang ke rumah, setelah seharian bekerja untuk keluargaku, apalagi kini
bertambah satu lagi si kecil Sonya. Jalanan kota yang macet makin
menambah letihku, sesudah ini aku ingin menghabiskan waktuku untuk
beristirahat dan tidur karena besok kembali setumpuk pekerjaan yang
menunggu.
Aku buka pagar rumahku, tapi anehnya
tidak satupun lampu yang menyala diluar sini. Apa orang-orang rumah pada
pergi? Pikirku. Tapi setelah aku masuk kerumah ternyata pintu depan
juga tidak terkunci, begitu juga dengan lampu di dalam rumah yang tidak
satupun menyala. Aku mulai takut bila terjadi perampokan atau apapun
itu. Ku melangkah lebih dalam namun samar-samar terdengar suara, arahnya
dari dalam kamarku. Segera ku naik ke lantai atas dimana kamarku
berada, suara itu semakin keras dan seperti suara desahan. Ku lihat
pintu kamarku terbuka dengan lampu yang menyala, dengan rasa agak cemas
ku dekati pintu kamarku dan melihat ke dalam.
Jantungku serasa mau copot, sebuah
pemandangan yang membuat dadaku sakit, dimana istriku sedang bersetubuh
dengan liarnya dengan anakku sendiri. Di atas ranjangku dan istriku yang
biasa menjadi tempat kami memadu kasih, sedang bersetubuh dua insan ibu
beranak yang selama ini mati-matian aku hidupi.
“Halooo pa, sudah pulang?” sapa istriku.
Hatiku hancur-sehancurnya, kecewa,
marah, dadaku seperti ditancap tombak tajam berkali-kali, kakiku tidak
mampu menahan beban tubuhku, air mataku menetes.
Kejadian tersebut betul-betul merupakan
pukulan telak bagi kehidupanku. Tidak lama setelah aku menangkap basah
mereka berdua berbuat mesum di atas ranjangku sendiri, aku melayangkan
cerai terhadap istriku. Tentu saja anakku Dio ikut dengan ibunya ke kota
lain, namun hak asuh Sonya jatuh ke tanganku karena aku merasa lebih
pantas merawatnya dari pada mantan istriku ini.
Kehidupan baruku dimulai, sudah 7 bulan
berlalu, perlahan aku mulai bisa melupakan kejadian waktu itu. Aku tidak
pernah lagi mendengar kabar istri maupun anakku Dio. Suatu hari aku
mendapat kiriman paket, aku cukup terkejut mengetahui itu kiriman dari
istriku, yang tidak ada kabar apapun selama ini tiba-tiba mengirimkan
aku sebuah paket. Aku penasaran apa isinya dan langsung saja ku buka,
sekeping dvd berada di dalamnya.
“Aneh.. tidak ada angin tidak ada hujan mengirimkan aku dvd?” kataku bicara sendiri.
Karena penasaran segera ku nyalakan dvd player dan ku putar dvd tersebut. Alangkah terkejutnya aku menyaksikan apa yang ditampilkan. Istriku bertelanjang dan dengan anakku Dio berada di sampingnya juga dalam keadaan terlanjang. Aku lebih terkejut lagi saat menyadari perut istriku buncit, dia hamil?? Oleh anakku?? Sekali lagi kepalaku terasa seperti dihantam gada, sebuah perasaan sakit dan sesak di dada seperti waktu itu, tanganku mengepal erat remot vcd player.
Karena penasaran segera ku nyalakan dvd player dan ku putar dvd tersebut. Alangkah terkejutnya aku menyaksikan apa yang ditampilkan. Istriku bertelanjang dan dengan anakku Dio berada di sampingnya juga dalam keadaan terlanjang. Aku lebih terkejut lagi saat menyadari perut istriku buncit, dia hamil?? Oleh anakku?? Sekali lagi kepalaku terasa seperti dihantam gada, sebuah perasaan sakit dan sesak di dada seperti waktu itu, tanganku mengepal erat remot vcd player.
….
….
….
“Apa kabar suamiku? Sehat-sehat saja
kan?” sapa mantan istriku memulai tayangan rekaman tersebut. Ku lihat
Dio melambaikan tangannya ke kamera menyapaku.
“Pa lihat nih perut mama, buncit lagi
nih.. lagi hamil nih pa, coba papa tebak anaknya siapa??? Yup.. betul
pah, anaknya Dio dong… hihihi. Udah besar anak papa ini bisa menghamili
perempuan, ibu kandungnya lagi..” kata istriku lagi sambil tertawa
kecil, sementara disini dadaku samakin sesak.
“Hmm… pa, sorry banget yah ngirimin
rekaman ini ke papa, abisnya Dio yang maksa sih.. mama Cuma ikut-ikutan
aja, lagian kayaknya asik nih”
“Pa.. jangan dimatikan dulu ya.. tonton
aja dulu sampai selesai..” katanya lagi ke kamera seperti tahu bahwa aku
tidak tahan dengan apa yang aku lihat ini. Ya.. aku memang tidak tahan
untuk terus menyaksikan ini namun aku penasaran dengan apa yang terjadi,
jadi aku putuskan untuk kembali menontonnya.
“Pa, perut mama seksi yah pa?” kata Dio yang akhirnya mulai bersuara.
“Liat nih pa.. buncit.. mulus, duh enak banget nih kayaknya numpahin
peju lagi ke perut buncit mama” katanya sambil meraba-raba perut istriku
.
“Susu mama juga makin gede aja, apa karena sering Dio semprot pake peju Dio yah ma? hehe..” kata Dio lagi.
.
“Susu mama juga makin gede aja, apa karena sering Dio semprot pake peju Dio yah ma? hehe..” kata Dio lagi.
“Ish.. Dio, gak malu apa omong gitu di hadapan papamu yg lagi nonton ini?” kata istriku menyela.
“Ye… kan emang gitu tujuannya mah, gimana ma perasaan mama bikin rekaman gini dengan Dio?”
“Hmm… gimana ya… asik, bikin gimanaaaaaa gitu.. hihi”
“Dasar mama mesum”
“Kamu tuh.. anak yang mesum, nakal gini ke mamanya”
“Tapi suka kan mah?” kata Dio sambil menepuk-nepuk perut buncit istriku.
Sebuah percakapan yang tidak pantas antara ibu dan anak.
“Ma… ngentot yuk.. tunjukin ke papa gimana kita biasa ngentot, hehe” ajak anakku ini ke mamanya.
“Dasar kamunya… gak tahan yah?” tanya istriku menggoda sambil melirik ke kamera.
“Iya nih ma.. hehe”
“Ya udah, sini mama jilatin dulu kontol
kamu” kata istriku. Dio berdiri di hadapan ibunya yang
bersimpuh di
depan selangkangannya. Penisnya kini tepat berada di depan hidung ibu
kandungnya, kemudian menggenggam penis anaknya tersebut dan mulai
mengocoknya, menjilatinya baik batangnya maupun buah zakar termasuk
mengemut bulu kemaluan anaknya itu, semuanya istriku lakukan dengan
sesekali melirik ke kamera.
“Ma.. masukin ke mulut ma, yang dalam
ma” pinta anakku. Kemudian istriku mengambil posisi telantang di atas
ranjang dengan kepala menggantung di sisi luar ranjang, sehingga rambut
istriku tergurai kebawah. Anakku berdiri di hadapan kepala istriku dan
mengarahkan penisnya ke mulut istriku dan mulai memasukkan penisnya yang
cukup besar hingga mentok di kerongkongan ibu kandungnya itu, dia mulai
menggoyangkan pinggulnya menyetubuhi mulut ibu kandungnya sedalam
mungkin membuat ibunya kesusahan bernafas.
“Pa, lihat nih… Dio lagi ngentotin mulut
mama, enak banget pa.. anget, upss.. mama kehabisan nafas yah?” kata
Dio namun tidak berusaha melonggarkan ataupun melepaskan batang penisnya
yang terbenam di mulut ibu kandungnya. Istriku itu terlihat sangat
kesusahan sekali menahan nafas dengan wajah yang telah memerah dan penuh
keringat.
“Plok” bunyi suara yang dihasilkan saat
penisnya terlepas dari mulut istriku. Istriku langsung gelagapan
mengambil nafas, namun hanya sejenak saja karena penis itu kembali
menjejali mulut istriku. Sepertinya istriku menikmati perlakuan anaknya
ini, terlihat dari dia yang sesekali melirik ke kamera dan berusaha
tersenyum dengan mulut yang dijejali penis anaknya, istriku bahkan
sempat tertawa kecil ketika penis terlepas dari mulutnya karena anaknya
ini menggenjot mulutnya terlalu bernafsu. Mereka lakukan adegan itu
cukup lama, liur istriku mengkilap melumuri penis anaknya bahkan liurnya
sampai menetes-netes di lantai. Kadang istriku sempat muntah-muntah
karena rasa sakit yang dirasakan di kerongkongannya namun masih saja
terus melanjutkan aksi tersebut.
Entah kenapa aku yang menyaksikan ini
ikut terangsang, tanpa ku sadari celanaku menjadi sempit. Aneh, memang
apa yang aku lihat ini betul-betul menyayat hatiku namun entah kenapa
menyaksikannya juga membuat aku terangsang. Mengetahui bahwa yang aku
saksikan ini merupakan istri dan anakku sendiri malah membuat aku
semakin merasa tidak karuan, sakit sekaligus terangsang.
“Ma.. sekarang dijepit di antara ke susu mama yah.. “ pinta anakku ini.
“oke sayang, kamu duduk aja sini di tepi ranjang, biar mama yang beraksi
sekarang” kata mamaku beranjak turun dari ranjang dan memposisikan
penis anakku di antara belahan susunya. Sebelum menjepitkan penis
anaknya di antara buah dadanya, istriku meludahi penis anaknya sebanyak
mungkin membuat daerah selangkangan Dio betul-betul berlumuran air liur
ibunya, istriku juga meremas buah dadanya dan mengarahkan putting
susunya tepat di lubang kencing di kepala penis anaknya,
menggesek-gesekkannya di sana dengan air susu yang menyemprot kuat
karena remasan tangannya. Daerah selangkangannya kini sudah basah
berlumuran air liur dan air susu ibunya.
Mulailah penis itu di benamkan di antara
buah dadanya, Istriku menggoyangkan badannya naik turun,
menggesek-gesekkan penis itu di antara kulit buah dadanya yang mulus.
“Enak sayang?” tanya istriku pada Dio.
“Enak mah.. uhh…” lenguh Dio.
“Pa… si Dio keenakan nih ngentotin susu mama, hihi..” kata istriku tersenyum manis melirik ke kamera.
Sambil ibunya menjepit penisnya di buah
dadanya, Dio mengelus-ngelus rambut ibunya bahkan kadang jari-jari
tangannya dia masukkan ke mulut ibunya, menjelajahi rongga mulut ibunya
dengan jari tangannya. Penisnya yang cukup panjang membuat ujung kepala
penisnya berada di bawah mulut istriku, terkadang istriku sengaja
menundukkan kepalanya sehingga kepala penis tersebut masuk ke mulut
istriku sambil batang penis Dio masih asik menggesek di belahan dada
ibunya.
“Ma… stop dulu ma.. keburu keluar ntar,
enak banget sih.. hehe, mama mainin penisnya Hadi sama Yuda aja dulu..”
Hadi?? Yuda?? Siapa pula itu. Astaga, aku baru sadar bahwa tidak hanya
mereka berdua di ruangan tersebut, tentu saja ada yang memegang kamera
ini dan mengambil gambar mereka.
“Di, Yud, giliran lo berdua, sini gue
aja yang megang kameranya..” kata anakku. Ku lihat kamera seperti sedang
berpindah tangan, entah tadi itu sedang dipegang oleh Hadi atau Yuda
kini sepertinya sudah berpindah ke tangan anakku Dio, bersiap merekam
ibu kandungnya sendiri bersama teman-temannya yang akan berbuat cabul ke
ibunya, di hadapannya dan direkam olehnya sendiri.
“Sini-sini, sama aja kalian dengan Dio, sama-sama nakal” kata istriku menyuruh Hadi dan Yuda mendekat ke arahnya.
Istriku mulai membuka pakaian Hadi dan Yuda yang memang tinggal celana
dalam saja, kemudian mulai mengocok dan menjilati penis-penis dua remaja
teman anakku itu.
“Pa… lihat tuh.. mama ngapain tuh pa? hehe.. mau dikeroyok teman-teman
Dio tuh pa..” kata Dio yang hanya terdengar suaranya saja.
“Dio, gimana nih perasaan kamu merekam ibumu sendiri seperti ini? Hihi..
Pa, liat nih anakmu.. sedang merekam ibu kandungnya lagi berbuat mesum
dengan teman-temannya.. hihi” kata istriku lagi tertawa kecil ke kamera.
Mereka melakukan hal yang sama seperti
yang dilakukan anakku tadi, memasukkan penis mereka bergantian sedalam
mungkin ke mulut istriku, melumuri penis-penis tersebut dengan air liur
dan susunya dan menjepitkannya di antara buah dadanya. Cukup lama mereka
memainkan penisnya ke bagian-bagian tubuh istriku.
“Oghh… enak tante.. Dio, mama lo emang
mantap” erang Yuda. Istriku hanya tersenyum saja mendengar ocehan-ocehan
mereka sambil melirik ke kamera.
“Hehe, iya nih.. kalau gue mah, udah gue bunuh orang yang giniin mama
gue, tapi lo malah ngasih mama lo gratis gini ke kita, pake lo rekam
lagi.. lo dan mama lo emang gila” kata Hadi ikut berkomentar.
“Hehehe.. iya, kalian puas-puasin deh
nikmati tubuh nyokap gue.. siramin aja tuh peju kalian ke tubuh nyokap
gue.. bebas pokoknya..” kata Dio membalas omongan temannya.
“Gimana? Enak yah.. makanya sering-sering aja main ke rumah tante..
hihi” ikut-ikutan istriku. Tidak lama kemudian penis mereka menumpahkan
spermanya ke tubuh istriku, mereka menumpahkannya di buah dada istriku
yang mulus. Sambil mereka enak ngecrot di dada itu, istriku meremas buah
dadanya sehingga air susu memancar ke penis tersebut sambil penis
tersebut juga menyemprotkan spermanya ke arah putting istriku. Istriku
menjerit-jerit kecil sambil tertawa ke kamera saat buah dadanya dilumuri
sperma teman-teman anakku.
Aku yang sedang menyaksikan rekaman ini
sampai terpana dan terdiam, tidak menyangka istriku ini bisa sebinal dan
sekotor ini, tapi entah kenapa menyaksikan ini membuat gairahku
bangkit, aku bahkan telah meraih penisku sendiri dan mengocoknya sambil
menyaksikan tayangan rekaman mesum dari istriku ini. Aku benar-benar
tidak mengerti kenapa aku ikut bergairah menyaksikan ini, sebuah
tayangan yang membuat hatiku teriris sekaligus membangkitkan gairahku.
Aku makin mempercepat kocokan tanganku di penisku sendiri, hingga
akhirnya aku tidak tahan karena begitu terangsang melihat adegan
tersebut. Air maniku menyemprot membasahi tangan, sofa, dan karpet
dibawah. Sebuah perasaan nikmat melandaku, dimana itu disebabkan
tayangan rekaman mesum istriku bersama anakku dan teman-temannya.
Aku pause video ini sementara, aku
bersihkan dahulu ceceran sperma di sekitarku dengan tisu, kemudian aku
ke kamar mandi untuk membersihkan penis dan celanaku. Aku masih bingung
dengan apa yang aku rasakan ini, namun aku masih penasaran adegan
selanjutnya di rekaman tersebut. Memikirkan apa yang akan terjadi pada
istriku membuat gairahku kembali bangkit. Aku kembali menuju ke ruang tv
untuk melanjutkan menonton rekaman itu. Aku tekan tombol play dan
tayangan rekaman tersebut kembali berlanjut. Kini istriku terlihat
sedang membersihkan tubuhnya yang terkena ceceran sperma dengan tisu.
“Hihi.. pa, lihat nih.. banyak banget
peju mereka, kena telak di susu mama..” kata istriku sambil mengusap dan
membersihkan dadanya dengan mata melirik ke arah kamera.
“Oi, sekarang kalian pegang lagi nih kamera, gue udah gak tahan pengen
genjotin mama gue.. tenang aja, ntar kalian juga dapat kok, nih
kameranya..” kata Dio memberikan kamera ini lagi ke salah satu dari
mereka, sepertinya kini Yuda yang memegang kamera.
“Hihi.. udah gak tahan yah sayang pengen
genjotin mamamu? Sini-sini..” ajak istriku pada anakku itu. Dio
langsung mendekati ibunya kemudian mengelus-ngeluskan dan
menampar-namparkan penisnya ke perut buncit ibu kandungnya yang sedang
hamil anaknya itu.
“Ma.. kalau nanti anaknya laki-laki bolehkan kalau dia sudah besar nanti
ngentotin mama seperti yang Dio lakukan sekarang?” tanya anakku yang
membuat aku disini terkejut mendengarnya. Permintaan yang sangat kurang
ajar dan tidak bermoral.
“Hmm… kamu mau mama nanti gituan sama anak ini? Dasar kamu nakal, ada-ada aja fantasi kamu” balas istriku.
“Tapi kalau nanti anak kita perempuan gimana?” tanya istriku lagi.
“Kalau perempuan nanti kalau udah cukup umur Dio ngentotin dianya mah…
hehe, jadi ada teman
mama nih yang bantu muasin Dio” sebuah perkataan
seorang maniak seks yang tidak lain disampaikan oleh seorang anak ke ibu
kandungnya sendiri. Aku disini makin terkejut mendengarnya, mereka
betul-betul sudah gila, namun aku yang mendengar percakapan tersebut
juga ikut Horny, apalagi membayangkan kalau itu benar-benar terjadi
nantinya.
“Jadi mau lubang yang di dapan atau di belakang?” tanya istriku menggoda Dio.
“Belakang dulu deh mah”
Istriku mengambil posisi menungging di atas ranjang, terlihat perutnya
yang buncit besar menggantung. Aku tidak yakin posisi seperti itu aman
untuk bayi di dalamnya, anak yang ada di rahim tersebut memang bukan
anakku namun kekhawatiran muncul juga di kepalaku.
Terlihat Dio sudah di belakang ibunya
dan mulai memasukkan penisnya ke lubang anus istriku, aku cukup terpana
melihatnya. Aku saja selama ini tidak pernah melakukan anal seks kepada
istriku ini namun sekarang anakku sendiri yg malah melakukannya ke ibu
kandungnya itu. Mereka mulai bersetubuh lewat belakang, Dio dengan nafsu
menggenjot anus ibunya membuat buah dada dan perut istriku itu ikut
berayun-rayun.
“Duh.. sayang, hati-hati, jangan terlalu keras.. sakit tahu.. apalagi mama sedang hamil gini..”
“Iya mah… ougghhhh.. uhhh….”
Mereka melakukan anal seks tersebut cukup lama diiringi racauan dan rintihan kenikmatan mereka berdua.
Mereka melakukan anal seks tersebut cukup lama diiringi racauan dan rintihan kenikmatan mereka berdua.
“Ma.. masukin ke memek mama yah..” pinta
anakku. Kini penisnya menjelajahi liang vagina istriku dan
mengobok-ngobok rahim ibunya tempat dia berasal dulu. Aku yang
menyaksikan ini juga gak kalah nafsunya mengocok penisku sendiri,
melihat adegan demi adegan persetubuhan ibu beranak yang merupakan istri
dan anakku sendiri.
“Yud, Di, yuk sini bareng.. “ ajak Dio
pada temannya sambil melepaskan penisnya dari vagina ibunya. Apa-apaan
ini? Anakku mengajak temannya menyetubuhi ibunya bersama-sama,
betul-betul brutal perbuatan mesum mereka ini.
“Letakkan aja handycamnya di tripot, arahin kesini” pinta Dio lagi.
“Hihi.. iya sini deh kaliannya,kayaknya gak tahan banget tuh.. udah
tegang gitu dari tadi” sambung istriku mengajak mereka yang dari tadi
asik mengocok penis mereka sendiri sambil menonton adegan cabul temannya
pada ibunya itu. Mereka tidak menunggu untuk disuruh lagi, langsung
saja mereka ikut naik ke ranjang. Kini di atas ranjang itu istriku
bersama dengan tiga remaja tanggung yang salah satunya merupakan anak
kandungnya sendiri. Mereka mulai meraba-raba dan meremas bagian-bagian
tubuh istriku, baik buah dada, pinggul maupun perut hamilnya yang
buncit.
“Bentar yah..” kata istriku sambil
melepaskan tangan-tangan nakal itu dari tubuhnya kemudian dia bersimpuh
dan menghadap ke kamera.
“Pa, liat nih.. kayaknya mama bakal digangbang Dio dan teman-temannya,
masih sanggup lihat kan pa? hihihi.. mama gak pernah dikeroyok gini nih
Pa sebelumnya… agak deg-degkan juga sih, tapi mama penasaran banget
rasanya dikeroyok gini, apalagi sama Dio anak kita dan teman-temannya”
kata istriku tertawa binal ke arah kamera.
“Kalian siap??” kata istriku sambil
melirik dan tersenyum nakal ke arah bocah-bocah nakal di sekelilingnya
kemudian juga melirik ke kamera.
“Ayo mulaaaai, puas-puasin nafsu kalian anak-anakkuuuuuuu” teriaknya dengan nada manja.
Kemudian mulailah adegan gangbang tersebut, istriku dikeroyok oleh 3
remaja ini. Kembali tangan-tangan mereka meremas dan meraba istriku. Dia
menjerit-jerit kecil karena remasan dan rabaan mereka pada buah dada
maupun daerah vagina istriku ini. Suara rintihan dan erangan mereka
betul-betul menggema, seperti tidak mempedulikan bahwa bisa saja suara
teriakan erangan tersebut terdengar oleh tetangga di sana, walaupun aku
sendiri tidak tahu mereka sedang dimana, bisa saja di rumah, villa atau
kamar hotel.
“Siapa dulu nih? Atau kalian mau langsung masukin bersamaan? Pas tuh ada tiga lubang.. Hihihi” kata istriku menggoda.
“Boleh tante, tapi Hadi udah kebelet banget pengen coba analin tante..
Hadi di lubang belakang aja yah tante.. hehe” pinta Hadi ini dengan
wajah mesumnya.
“Iya-iya.. boleh, dasar kamu doyan anal.. pasti kamu kalau udah gede
besok mau jadi analis yah? Hihihi..” kata istriku menggoda Hadi.
“kalau Yuda mau yang mana?” tanya istriku sambil tersenyum pada Yuda.
“Lubang di depan aja dulu tante.. penasaran gimana rasanya ngentotin cewek hamil”
“Ish.. dasar kamu.. kalau gitu anak mama ini ngentotin mulutnya mama dulu yah sayang.. sip kan??”
“oke mam..” setuju anakku. Yuda
mengambil posisi telentang di atas ranjang, penisnya yang tegang dari
tadi menjulang ke atas bersiap untuk memasuki liang vagina istriku.
Istriku mulai jongkok di atas penis Yuda dan perlahan menurunkan
badannya, sedikit demi sedikit penis itu mulai tenggelam di liang vagina
istriku hingga akhirnya penis itu mentok dan terbenam seluruhnya disana
yang mungkin saja kepala penisnya bertemu dengan kepla cabang bayi di
dalam sana. Istriku masih diam saja jongkok diatas penis itu, lalu dari
belakang Hadi mulai mencari-cari lubang anus istriku untuk dimasuki
penisnya.
“Sini tante bantu” kata istriku
menggenggam penis Hadi dan menuntunnya ke lubang anusnya sambil
badannya
sedikit merunduk sehingga perut hamilnya yang buncit bergesekan dengan
perut berbulu Yuda. Dio juga ikut serta dengan membenamkan penisnya dan
menyetubuhi lagi mulut ibunya. Jadilah kini istriku dalam posisi
dihimpit depan belakang, dengan ketiga lubangnya yang terisi penuh oleh
penis-penis remaja. Mereka dengan brutal menggenjot lubang-lubang
istriku yang sedang hamil, kadang sambil menyetubuhi istriku mereka
meremas kuat buah dada istriku sehingga air susu kembali memancar dengan
derasnya membasahi orang yang sedang ditunggangi oleh istriku. Setelah
cukup lama mereka menggenjot penis mereka di bagian mereka
masing-masing, mereka bergantian melakukannya pada lubang yang yang
lain, sehingga masing-masing mereka dapat merasakan nikmatnya sensasi
menyetubuhi perempuan hamil di semua lubang secara bergantian. Sesering
mungkin istriku berusaha melihat dan tersenyum nakal ke kamera, membuat
aku makin merasa tidak karuan menontonnya.
Mereka cukup lama melakukannya, aku
sendiri juga tidak tahan menonton adegan ini, rasa perih yang teramat
sangat sekaligus gairah yang luar biasa menyaksikan ini semua. Aku
lakukan lagi mengocok penisku sendiri sambil menonton rekaman ini.
“Ma pindah tempat yuukk” ajak anakku.
“Dimana sayang??” tanya istriku yang masih digenjot depan belakang,
tampak tubuhnya telah banjir keringat, baik keringatnya sendiri maupun
yang bercampur dengan keringat bocah-bocah nakal itu.
“Di depan rumah yuk mah… pasti asik tuh, apalagi kalau ada yang lewat dan ngelihat, hehe..” pinta Dio mesum kurang ajar.
“Hah? Gila kamunya.. bisa masalah ntar kalau ada tetangga yang lihat.. ”
“Plisss mah… Dio pengen wujudkan fantasi Dio nih..”
“Oke deh.. tapi hati-hati yah.. jangan sampai ada yg ngelihat” akhirnya istriku ini setuju dengan ajakan gila anakku.
“Yud, lo yang pegang kamera yah.. ganti-gantian kita” kata Dio. Mereka
turun dari ranjang dan
menuju ke pintu depan dengan kamera yang kini
sedang digenggam oleh Yuda masih merekam. Dapat ku lihat bahwa rumah ini
cukup bagus, di halaman depan ada pagar yang cukup tinggi mengelilingi
dan ada tanaman-tanaman tinggi yang cukup menutupi padangan dari luar.
Mereka kembali melanjutkan adegan mesum
tersebut, namun kini hanya bertiga saja karena salah satu orang
begantian memegang handycam. Mereka seperti menikmati berbuat mesum
dengan hampir-hampir ketahuan seperti itu.
Kadang beberapa kendaraan seperti motor
dan mobil melintas membuat mereka memperlambat aksinya. Sambil melekukan
adegan tersebut Istriku kadang merintih dan menjerit-jerit terlalu
keras.
Aku saja yang hanya menonton disini merasa berdebar-debar,
apalagi mereka yang melakukannya.
“Tuh.. lihat kan, hampir ketahuan tadi..
kalian sih dibilangin gak mau dengar” kata istriku yang kini dibawahnya
ada Dio yang sedang menyetubuhi vagina ibunya.
“Hehe.. gak papa lah ma, belum ketahuan juga.. hehe” balas Dio.
“Mah.. coba mama teriak deh ma, bilang gini mah.. Kontol anakku enak.. coba mah” pinta Dio gila.
“Gila kamu.. kedengaran dong sama tetangga.. apalagi kalau ada orang lewat” tolak istriku.
“Gak kok mah.. jam segini kan tetangga lagi sibuk kerja, jalan juga sepi gak banyak amat yang lewat dari tadi.. mau yah ma??”
“Iya-iya.. dasar kamunya gila”
“Hehe.. mama sih mau aja di gilain anaknya.. hadap ke kamera mah” Istriku kemudian menghadap ke kamera dan mulai berteriak.
“Kontol anakku enaaak…” teriakku istriku menghadap ke kamera, setelah
itu dia celingak celinguk ke arah luar khawatir kalau-kalau ada yang
datang.
“Kurang keras mah.. lagi” kata Dio sambil menepuk perut hamil mamanya. Istriku mengulangi lagi.
“Kontol anakku enaaak.. “ teriaknya lagi.
“Masih kurang keras mama… nih” kata Dio sambil memilin putting mamanya.
“Kontol anakku Dio.. enaaakk… keraaass.. Setubuhi mamamu
iniiiiiiiiiiiiiiii” teriak istriku ini sejadi jadinya. Betul-betul gila,
dengan teriakan keras seperti itu mustahil rasanya tidak ada tetangga
yang mendengar. Aku yang menonton rekaman ini menggeleng-gelengkan
kepalaku.
“Tuh.. puas?” kata istriku sambil tersenyum ke Dio dan kemudian melirik
kembali ke arah luar dengan harapan tidak ada yang datang dan mendengar
teriakannya.
“Hehe.. mama paling top deh..”
Mereka bersetubuh lagi, bergantian dengan teman anakku. Hingga masing-masing mereka merasakan ingin keluar.
Mereka bersetubuh lagi, bergantian dengan teman anakku. Hingga masing-masing mereka merasakan ingin keluar.
“keluarin dimana tante?”
“Coba tanya Dio deh.. mau dimana sayang?” tanya istriku pada anaknya.
“Di perut mama aja, kita keluarin bareng-bareng disana” ujar Dio.
“Dasar kamu.. nafsu banget yah lihat
perut mama buncit gini?? Iya deh.. sini-sini” goda istriku. Istriku
mengambil posisi telentang di teras depan rumah dikelilingi para remaja
ini yang sedang mengocokkan penisnya di depan perut hamil istriku,
kadang mereka menggesek-gesekkan penis mereka di permukaan perut hamil
istriku.
“Croot.. crroott” sperma-sperma mereka
menyemprot ke perut hamil buncit istriku ini. Begitu banyak hingga
sebagian turun ke arah dadanya dan ke arah selangkangannya.
“Udah? Puas??” tanya istriku pada mereka di balas anggukan kepala mereka.
“Tuh.. lihat nih pa, sperma mereka berlumuran di perut mama nih” kata
istriku tersenyum ke kamera sambil meraba cairan sperma di permukaan
kulit perutnya.
“Ma.. enak banget mah.. makasih yah ma..” kata Dio.
“Iya tante,, enak banget.. puas deh..” sambung teman-teman anakku.
“Ma.. kita kasih pertunjukan terakhir ke papa mah.. itu loh ma yang
kadang kita lakuin kalau abis ngentot..” pinta anakku pada ibunya.
Sepertinya istriku paham maksud anakku ini.
“Iya-iya, tapi disini emangnya?”
“Iya mah.. disini aja, hehe” Mereka
berdiri mengelilingi istriku yang duduk bersimpuh, kemudian… seeerrrrr…
Air kencing mengalir dari masing-masing penis mereka, anakku mengencingi
ibu kandungnya sendiri! Tidak hanya satu namun ada tiga penis yang
mengencinginya! Aku semakin shock menyaksikannya. Tampak cairan bening
kekuningan membasahi tubuh istriku, dia juga membuka mulutnya sehingga
sebagian air seni itu tertampung mulutnya dan mengalir ke
kerongkongannya.
“Dasar kamu.. nakal banget.. kurang ajar
ke mamanya.. pa lihat nih.. sekarang badan mama dipenuhi kencing mereka
nih.. bau pesing banget.. hihi” kata istriku manja.
“Hehe.. oke mah, udahan.. bilang bye-bye ke papa ma”
“Hmm.. bye-bye sayangku.. sekali lagi maaf yah aku cuma ngirim rekaman
video ini ke kamu setelah selama ini.. salam untuk putri kita pa..
dadahh”
Layar menjadi berwarna biru, tayangan
ini sudah berakhir. Aku masih terdiam sesaat terduduk di sofa ini. Aku
benar-benar tidak menyangka istriku menjadi seperti itu, namun aku tidak
mengingkari bahwa aku juga terangsang melihat rekaman barusan. Sudah
beberapa bulan ini aku coba melupakan kejadian waktu itu, namun kini
datang lagi bahkan lebih kejam dari sebelumnya. Beberapa bulan ini juga
aku tidak pernah lagi merasakan tubuh wanita dan tadi aku akhirnya
melepaskan dahagaku sambil menonton rekaman itu, rekaman persetubuhan
istriku dan anakku, ibu dan anak kandung. Terbesit dibenakku aku harus
bilang apa pada Sonya putriku saat dia besar nanti, aku tidak ingin dia
tahu apa yang terjadi antara ibunya dan kakaknya itu. Lebih baik aku
menyimpan rahasia ini dan berbohong padanya, mungkin cerita mereka
kecelakaan adalah pilihan yang tepat.
*
*
*
BERSAMBUNG SEASON 2
0 komentar:
Posting Komentar