Retno Bidan desa yang masih muda dan cantik di tempatkan di sebuah
keluran di tasik Malaya. Belum lama di dinas disana lanag sekali karena
dia disetubuhi oleh pak Kades dengan cara memberi bubuk perangsang pada
makanan yang dibaawakanya untuk bidan itu. Ingin Tahu kelanjutanya para
pembaca ??? langsung saja simak cerita dibawah ini !!!
Program pemerintah untuk bidang kesehatan pada umumnya di setiap
kelurahan pasti ditempatkan 1 atau 2 bidan bahkan bisa lebih tergantung
jumlah penduduk di setiap kelurahan. Pada sebuah desa terpencil di
Tasikmalaya, baru-baru ini ditempatkanlah bidan bernama Retno yang
mempunyai paras cantik dan masih lajang.
Retno ini adalah seorang bidan yang baru saja lulus dari salah satu
akademi kebidanan negri dibandung. Sungguh mujur sekali bidan ini,
karena baru saja 2 bulan tamat kuliah dia sudah menjadi seorang bidan
desa yang ditugaskan oleh dinas kesehatan daerah untuk menjadi seorang
bidan Desa.
Sebut saja desa itu Desa (X) di salah satu kecamatan cikalong, kabupaten
Tasikmalaya. Disana Retno mendapatkan rumah dinas sekaligus sebagai
tempat praktek untuk melayanipara warga desa. Dalam keseharian sebagai
seorang Bidan Desa adalah mengobati yang sakit mulai dari bayi sampai
lansia.
Dia selalu ramah tamahdalam melayani warga Desa, Retno merupakan wanita
kelahiran tanah sunda, tepatnya dari kota bandung. Sebagai seorang
bidan, Retno ini termasuk bidan yang cekatan. Rambut panjang yang hitam
lurus, hidung mancung, dan berkulit putih bersih menambah sempurnanya
kecantikan paras wajahnya.
Retno adalah tipe wanita uyang selalu menjaga kecantikan dan kesehatan
tubuhnya, yah mungkin saja itu adalah kebiasaan semenjak dia kuliah di
akademi kebidananan. Sewaktu Retno masih menjalani perkulihan dulu, dia
termasuk mahasiswi yang teladan, ramah dan juga paling cantik diantara
teman-teman seangkatanya.
Bahkan jika dia sedang jalan bersama teman-temanya Retno selalu menjadi
bahan tontonan para kaum lelaki karena mereka terpesona dengan
kecantikan retno. Walaupiun Retno selalu menjadi idaman para lelaki,
namun Retno tidak menyalahgunakan keccantikanya dengan merentengi
beberapa kamu pria. Amatlah beruntung Rendy bisa mendapatkan Retno yang
cantik dan bisa dibilang Retno adalah idaman para lelaki. Retno dan
Rendy sudah menjalin asmara semenjak SMA.
Pasangan muda-mudi itu bersepakat untuk menjalin hubungan asmara
kejenjang yang lebih serius dan akan mereka berencana untuk membawa
hubungan mereka hingga kejenjang pernikahan. Rendy adalah seorang
perawat, dia mendapat pekerjaan dirumah sakit swasta elit diluar jawa,
maka mereka-pun terpisah untuk sementara.
Karena Rendy sadar akan jarang bertemu lagi, maka Rendy-pun meminta
Retno untuk memberikan keperawanan Retno untuk Rendy, dengan alasan
Rendy takut kalau Retno akan selingkuh jika mereka menjalani hubungan
jarak jauh. Maka dari itu Retno yang sangat mencintai Rendy pada
akahirnya retno merelakan keperawananya.
Rendy berjanji akan melakukan hubungan sex dengan Retno hanya sekali
jika mereka belum menikah. Dan itupun benar-benar Rendi tepati setelah
dia merenggut keperawanan Retno. Hubungan mereka memanglah sangat baik
walaupun mereka menjalani hubungan jarak jauh dan hanya bisa
berkomunikasi by phone.
Dalam menjalani pekerjaanya sebagai Bidan desa, Retno selalu tulus dan
Iklas. Maka dari itu dari itu para warga desa sangatlah senang dan puas
dengan pelayanan Retno. Sampai suatu hari, Pak rahmat sebagai kepala
desa dibuatnya kagum oleh Retno. Pak Rahmat adalah kepala desa yang
baik, kaya raya dan sudah 2 kali menjadi lurah.
Pada suatu pak lurah-pun memanggil Retno untuk membicarakan program desa
dan pak lurah juga akan membantu dalam masalah fasilitas karena memang
desa itu sangatlah jauh dari rumah sakit. Dan pak lurah-pun berkata
karena di desa itu hanya ada 1 bidan, maka jika ada warga yang yang
seang sakit hanyalah Retno solusinya.
Maka pak lurahpun memanggil Retnokerumahnya untuk membicarakan program
itu. Sampai pada suatu siang hari itu Retno-pun datang pada kerumah Pak
lurah,
“ Permisi, selamat siang pak lurah, ” ucap salam Retno sesampai di rumah Pak Lurah.
“ Bu bidan Retno, mari silahkan masuk bu ?,” ucap Pak Rahmat mempersilahkan masuk untuk duduk dikursi ruang tamunya.
Disana mereka-pun memulai obrolan mereka tentang program yanga kan telah
direncanankan sebelumnya. Mereka mengobrol panjang lebar tentang
program kesehatan untuk para warga desa. Retno yang saat itu memakai
seragam khas Bidan, dengan leher seragam yang agak kebawah, dan sedikit
rok yang agak terangkat keatas saat duduk berhadapan, hal itu membuat
pak lurah tidak sengaja melihat sedikit dada dan paha retno yang putih
mulus.
Karena hal itu tiba-tiba saja sebagai seorang lelaki pak lurah-pun terus
memperhatikan dada dan paha Retnioyang mulus itu. Sebagai seorang
lelaki normal walaupun telah beristri, birahi pak lurah-pun menyelimuti
fikiranya ditengah obrolan serius mereka. Retno yang awalnya tidak
menyadari pandangan itu, akhirnya menyadarinya,
“ Maaf ini sebelumnya Pak Lurah, kok bapak begitu sekali ya menatap saya ?, ” tegur Retno secara sopan .
“ Hehehe, Maaf bu bidan sebelumnya, kog bisa ya ada wanita secantik bu
bidan ini saya jadi kagum melihatnya?, ” Canda Pak Lurah sambil
melirik paha Retno.
“ Pak lurah ini bisa saja memuji saya,hhe… , ” ucapnya dengan raut wajah
yang agak risih karena terus dipandangi oleh pak lurah.
Saat itu Retno sebanarnya sudah tidak nyaman dengan pandangan Pak Lurah
yang terus memandanginya, bahkan sampai tidak berkedip ketika
memperhatikan kemolekan dan kecantikan Retno. Tidak terasa saaat itu
sudah menjelang magrib, maka saat itu Retno -pun berpamitan untuk pulang
ke rumah dinasnya.
Sebelum pulang Retno memberikan sebuah kartu nama kepada pak lurah yang
bertuliskan nama dan nomor HP diperuntukan untuk warga jika ada yang
membutuhkannya bisa langsung menghubunginya. Sesampainya di rumah
dinas, Retno-pun yang seharian sudah beraktifitas karena badanya lengket
maka diapun segera mandi.
Sedang asik-asiknya mandi, tiba-tiba ada sura ketukan pintu yang
terdengar seperti orang yang harus segera ditolong, Maka dari itu
Retno-pun segera keluar untuk membukakan pintu dengan hanya menggunakan
handuk yang dililitkan pada tubuhnya. Ketukan itu terus-menerus
terdengar, sambil berjalan menuju pintu,
“ Iya sebentar…, ” ucapnya sembari berjalan kerah pintu.
Sesampainya didepan pintu,
“ Oh pak lurah, saya kira tadi pasien pak, maaf pak ya tadi saya sedang
mandi makanya agak lama membykakakn pintunya, mari silahkan masuk pak,
” ucap bidan Retno mempersilahkan masuk.
“ Iya bu tidak papa, malah saya yang tidak enak menggangu bu bidan yang sedang mandi, hhe, ” ucapnya basa-basi.
Setelah itupun Pak lurah-pun masuk dandipersilahkan retno unuk duduk dikursi ruang tamu rumah dinasnya,
“ Wah nampaknya ada yang penting pak sampai-sampai bapak dating langsung
kesini?, ” Retno bertanya sambil menutupi belahan dadanya yang
sedikit terbuka.
“ Oh enggak kog bu, ini loh bu saya habis beli martabak, karena saya
melewati rumah ibu sekaliam saja tadi saya belikan untuk Bu Bidan, hhe…,
” ucap Pak Lurah sembari matanya melihat belahan dada Retno yang masih
basah dengan air dan hanya terbalut handuk saja.
Sebenarnya martabak itu telah diberi bubuk perangsang sex agar Retno
terangsang ketika, mengobrol dengan pak lurah. Entah mengapa saat itu
pak lurah bisa berbuat seperti itu, mungkin saja dia tidak tahan melihat
keindahan tubuh Retno dan kecantikanya. Lalu,
“ Wah terima kasih sebelumnya Pak, say jadi ngrepotin deh kalau gini,
hhe.. Oh iya bapak mau minum apa biar saya buatkan ?? dan saya tinggal
sebentar ya Pak saya mau ganti baju dulu, ” ucap Retno sadar bahwa
pak lurah telah memandanginya .
“ I..i.. iya silahkan Bu, oh iya nggk usah repot-repot cukup air putih
saja untuk saya bu, ” Jawab Pak Lurah agak gagap karena melihat tubuh
sintal Retno yang hanya terbalut handuk saja.
5 menit setelah berganti baju, Retno-pun segera menuju ruang tamu dengan
membawa segelas air putih dan menyajikan martabak yang dibawakan pak
lurah tadi. Retno saat itu mengenakan baju tidur berbahan tipis agak
transparan tanpa lengan dengan celana yang pendek dan ketat menemani pak
lurah ngobrol diruang tamu,
“ Oh iya Bu, silahkan dicicipi martabak yang saya buatkan enak atau tidak, hhe.., ” ucap pak lurah.
“ Oh iya pak, biar saya cicipi pak, kebetulan juga martabak adalah
makanan kesukan saya, saya coba pak yah, ” kata Retno sembari mengambil
martabak dan dimakanya.
Saat itu Retno mengobrol sembari makan martabak berbubuk obat perangsang
yang diberi oleh Pak lurah dengan lahapnya. Ditengah asiknya mereka
mengobrol tiba-tiba saja hujan turun begitu derasnya diiringi dengan
angina yang kencang. Melihat hal itu Retno-pun bergegas menuju kepintu
untuk menutup pintu,
“ Pak mohon maaf sebelumnya, pintu saya tutup pak yah, soalnya kalau
hujan angin begini air masuk sampai kedalam rumah, ” ucap retno.
“ Oh iya bu silahkan, ” jawab pak lurah dengan hati girang, karena jika
pintunya ditutup makin mudah saja niatnya untuk berbuat mesum kepada
Retno.
Setelah pintu tertutup, Retno-pun kembali menemani pak lurah mengobrol.
Mereka berbincang banyak sekali, mulai dari masalah pribadi, pekerjaan,
hingga membahas tentang sexs. Entah mengapa perbincangan mereka bisa
berbicara tentang sexs, mungkin saja akibat bubuk perangsang yang ada di
martabak pemberian pak lurah.
Di iringi dengan derasnya hujan yang tidak kunjung reda, perbincangan
mereka-pun semakin kental membahas tentang sex. Melihat suasana yang
mendukung, pak lurah-pun yang sudah mempunyai niat buruk, secara
perlahan Pak Rahmat-pun mulai menggeser duduknya mendekati Retno.
Saat itu Retno tidak menaruh curiga apapun Kepada Pak Rahmat. Namun
sebenarnya Retno sudah merasakan rasa aneh pada tubuhnya, jantungnya
berdebar kencang dan rasanya dia ingin sekali berhungan sex. Mungkin
obat perangsang itu mulai bekerja. Setelah pak Rahmat berhasil mendekat
disamping Retno diapun berbicara,
“ Oh iya bu, sungguh beruntung sekali yah pria yang mendapatkan ibu,
ngomong-gomong kapan pacar bu bidan akan menikahi bu bidan ?, ” tanya
Pak Lurah.
“ Belum tau nih Pak, soalnya pacar saya masih banyak pekerjaan, dan kita nunggu waktu yang tepat saja, hhe… ” Jawab Retno .
“ Yasudahlah bu sabar dulu saja, Oh iya, baju tidur bu bidan bagus
sekali yah, boleh nggak bu saya memegangnya, soalnya saya ingin tahu
bahan kainyanya, jika diapakainya enak saya berniat akan membelikan
untuk istri saya bu, ” ucap Pak lurah mencari-cari alasan agar bisa
memegang tubuh Retno.
“ Oh iya Pak silahkan, kainnya adem kog pak, kalau dibuat tidur nhyaman
sekali, ” ucap Retno sembari mendekatkan tubuhnya kepada Pak Lurah.
Pak lurah yang saat itu mendapat peluang, bukannya memegang kain baju
Retno melainkan dia malah malah meraba pundak dan bagian. Seketika itu
Retno-pun terkejut dan sedikit mundur,
“ hlo..hlo..hlo… Pak Lurah kok meraba-raba telengkuk saya sih pak ?, ”
ucap Retno mengingatkan pak lurah sambil berjalan mundur.
Ketika Retno mundur Pak Lurah mencoba kembali mendekatinya,
“ Ma… Ma… maaf bu bidan saya jadi kelewatan, habis saya kagum sekali
sama kecantikan bu bidan sih, jadi kelewatan deh saya megang kainya, ”
Ucap Pak Lurah sembari bergerilia lagi dengan cara memegang tangan Retno
.
Entah mengapa ketika Retno dipegang tanganya oleh pak lurah, retno tidak
meolak mungkin saja Retno sudah terangsang akibat bubk perangsang yang
ada dimartabak. Melihat itu Pak Lurah yang mengetahui suasanan aman dan
Retno nampaknya sudah terpegaruh dengan bubuk perangsang, maka Pak lurah
semakin mendekati Retno.
Kini Pak Lurah-pun semakin berani, dia mulai duduk dekat sekali dengan Retno dan mulai melingkarkan tangannya ke bahu Retno,
“ Maaf pak jangan begini dong pak, nanti kalau sampai ketahuan istri
bapak bagaimana ?? saya ini sudah menganggap pak lurah seperti orang tua
saya sendiri, ” ucap Retno menolak secara halus.
Nampaknya tolakan Retno tidak terlalu dihiraukan oleh pak lurah,
“ Sudahlah bu tenang saja, istri saya tidak akan marah kog kalau saja tau perbuatan saya, ” ucapnya.
Sambungnya lagi,
0 komentar:
Posting Komentar