Cerita Sex || Cerita Mesum ||Cerita Dewasa || Foto Cewek Hot
Terbaru || Foto Bugil Terbaru || Foto Mesum Terbaru || dan Seputar
Dewasa Sex Terbaru 2017
Menurutku, penampilanku sendiri hanya tergolong biasa saja, ukuran bra
34B, tinggiku 165 cm dengan berat badan 51 kg. secara penampilan fisik
tergolong biasa saja bukan? Mungkin yang menjadi daya tarikku adalah
kelakuanku yang centil, apalagi aku termasuk aktif di ekstrakurikuler
cheerleader (dimana di ekstrakurikuler inilah aku kehilangan
keperawananku, tapi itu akan kuceritakan nanti).
Kali ini aku akan menceritakan pengalaman seksku dengan guruku
sendiri yaitu saat ujian kenaikan kelas. Ya, waktu itu adalah ujian
kenaikan kelas dari kelas XI menuju kelas XII, aku sendiri mengambil
jurusan IPA.
Sebenarnya aku merasa cukup memiliki kemampuan dalam mayoritas
pelajaran, hanya saja yang menjadi momokku adalah pelajaran sejarah.
Aneh bukan? Aku ada di jurusan IPA tapi masih mendapat pelajaran
sejarah. Ya itulah kebijakan kurikulum di sekolahku. Mau tak mau aku
tetap harus belajar sejarah
Yang menjadi momok utama dalam pelajaran sejarah adalah hafalannya.
Bayangkan saja aku harus menghafalkan tahun perang-perang kemerdekaan,
tokoh-tokohnya serta prosesnya. Oh My God ! itu adalah momok buatku.
Walaupun sebenarnya guru sejarah di sekolahku cukup kece. Namanya Pak
Ahmad, baru berumur 27 tahun dan baru saja diangkat menjadi PNS.
Orangnya mengajar sejarah dengan metode yang tepat, tapi karena memang
aku sendiri dari awal tidak suka sejarah, tetap saja aku ngeblank.
Kembali ke topik utama, saat itu adalah hari Sabtu, hari terakhir
ujian kenaikan kelas, dan tentunya menunya adalah mata pelajaran
sejarah. Ujian sendiri dimulai pukul 10.00, bergantian dengan adik-adik
kelas X, sementara kakak kelas XII sudah menyelesaikan UNAS nya.
Sejak awal aku sudah merasa pasrah dengan ujian ini karena seberapa
keras pun aku belajar, tetap saja semua materi tidak ada yang bisa
kupahami, seakan ada tembok besar di otakku. Merasa sudah tidak bisa
berkompromi lagi dengan otakku, aku pun akhirnya punya pikiran licik.
Bagaimana jika menggunakan metode “gratifikasi seks”. Aku merasa
metode ini memang beresiko, bagaimana jika ternyata Pak Ahmad bukan tipe
yang mudah tergoda dan malah melaporkan aku ke kepala sekolah,
bisa-bisa aku ditendang dari sekolah ini. Tapi jika aku tetap
mengandalkan “otak dengan tembok besar” milikku, aku pun terancam tidak
naik kelas yang menurutku tidak jauh beda artinya dengan drop out.
Akhirnya berbekal sebuah alamat, jam 7 pagi aku meluncur dengan
mobilku menuju rumah Pak Ahmad. Sesampainya disana, aku pun segera
mengetuk pintu rumahnya.
“selamat pagi” sahutku sambil mengetuk pintu rumahnya.
“ya, siapa disana?” terdengar suara Pak Ahmad menjawab.
“ini Nindy pak, saya ingin berkonsultasi sejenak masalah materi
sejarah” sahutku dengan alasan yang kubuat-buat dan penuh dengan
strategi.
“oh ya, silakan masuk Nindy” Pak Ahmad berkata sambil membuka pintu.
Kulihat Pak Ahmad sudah memakai seragam warna krem khas PNS.
“mohon maaf Pak, saya pagi-pagi kesini, saya ingin bertanya sedikit tentang materi sejarah, saya masih bingung”
“oh ya silakan duduk dulu Nindy, materi mana yang masih bingung?”
“ini pak, materi tentang peristiwa kembalinya Belanda ke Indonesia
sesudah Indonesia menyatakan kemerdekaannya, sebenarnya apa maksud
Belanda kembali ke Indonesia itu pak” aku pun mulai berbasa-basi
menjelaskan kebingunganku yang sebenarnya kubuat-buat sembari aku mulai
agak menaikkan rok seragam pramukaku sehingga menampakkan tato
lumba-lumba di bagian pahaku.
“wah kamu punya tato lumba-lumba ya, mirip Luna Maya aja” Pak Ahmad nyeletuk ketika melihat tatoku.
“Pak Ahmad doyan bokep juga ya, kok bisa tahu kalo Luna Maya punya
tato lumba-lumba pak, hehehe” Aku berkata sambil nyengir, ternyata Pak
Ahmad sudah hampir terperangkap dalam strategiku.
“ah kamu bisa-bisa aja nin, cowok mana sih yang ga suka bokep Luna Maya, dia cantik lagi kan”
“kalo sama nindy cantik mana pak? Pasti cantik Nindy kan? Hehehe”
“emang apa untungnya bilang kamu cantik?”
“bapak maunya apa dong? Apa maunya bapak pasti Nindy turuti, tapi Nindy juga pengen bonusnya ya pak”
“bonus apaan Nin? Kalo kamu minta bonus saya juga minta bonus dong”
“hmm, Pak Ahmad gak mau kalah ya, kalo saya sih cuma minta nilai
Sejarah saya bagus pak, saya sebenarnya masih tidak paham masalah
Sejarah”
“ooh, gampang kalo masalah itu, sudah kamu pulang saja dulu sekarang, nanti sehabis ujian kamu ke ruang guru ya temui saya”
“oke pak”
Setelah itu, aku pun langsung pulang karena waktu masih menunjukkan
pukul 07.30, masih terlalu pagi jika ke sekolah. Sebenarnya dalam hatiku
masih bertanya-tanya apa maksud Pak Ahmad memanggilku setelah selesai
ujian. Tapi ah biarlah, yang penting ujian sejarahku bisa dapat nilai
bagus.
Waktu pun dengan cepat berlalu, ujian sejarah yang amat sangat susah
itu pun selesai. Jam menunjukkan pukul 11.30 ketika aku beranjak keluar
dari ruang ujian. Tanpa menunggu lama, aku pun menuju ke ruang guru dan
mencari Pak Ahmad.
Pak Ahmad waktu itu terlihat sedang membaca koran di ruang guru
karena peraturan di sekolahku guru mata pelajaran yang bersangkutan
dilarang menjaga saat ujian. Mungkin dikhawatirkan terjadi “main empat
mata”, misalnya dengan memberi kunci jawaban pada anak didik
kesayangannya. Akhirnya tanpa basa-basi aku pun menghampiri Pak Ahmad.
“maaf Pak Ahmad, ada apa memanggil saya kesini setelah ujian”
“oh kamu Nindy, lebih baik kita menyelesaikan masalah ini di ruang BP
saja biar enak tanpa gangguan” kata Pak Ahmad sembari beranjak dari
kursinya dan berjalan menuju ruang BP di sebelah ruang guru. Kebetulan
saat itu semua guru BP sudah pulang karena lagi-lagi peraturan di
sekolahku tidak mengizinkan guru BP untuk menjaga saat ujian.
Guru yang tersisa di ruang guru pun hanya sekitar 5 orang selain Pak
Ahmad dan mereka pun juga terlihat sedang berkemas-kemas untuk segera
pulang. Maklum hari ini adalah hari Sabtu dan sudah menjelang siang.
Pak Ahmad tampak bergegas memasuki ruang BP dan aku pun segera
memasuki ruangan tersebut. Dalam hatiku aku masih bingung, apakah Pak
Ahmad benar-benar sudah memasuki perangkapku atau Pak Ahmad berniat
memberikan “wejangan khusus” kepadaku karena perlakuanku yang “agak
tidak sopan” ketika aku berkunjung ke rumahnya tadi.
Tapi pikiran yang terbelah itu pun seakan semakin mengerucut ke satu
hal ketika aku melihat Pak Ahmad celingukan di luar kemudian mengunci
pintu. Yess, aku yakin Pak Ahmad sudah masuk ke dalam perangkapku.
Sebagai gambaran, ruang BP di sekolahku ini merupakan ruang tertutup
tanpa jendela dengan dua buah ruang khusus yang sepertinya kedap suara
di dalam ruang BP ini. Tentunya dua ruangan khusus itu digunakan para
guru BP ketika memberikan “wejangan khusus” terhadap anak didik yang
perlu diberikan pembinaan.
Dengan tidak sabar Pak Ahmad segera menarikku menuju salah satu
ruangan kedap suara tersebut hingga aku merasa tanganku sedikit sakit.
“aduh pak, sakit pak, ada apa bapak kok tergesa-gesa begini?” aku
berkata sambil agak meringis kesakitan. Pak Ahmad terlihat mengunci
pintu ruangan ini dari dalam tanpa menjawab pertanyaanku ini. Seketika
kemudian, Pak Ahmad segera meremas payudaraku.
“pak, ada apa ini?” aku berkata agak jual mahal.
“sudahlah Nindy jangan sok jual mahal, kamu mau nilai sejarah kamu
bagus kan? Gampang, bisa aku kasih nilai sepuluh asalkan kamu menemani
saya tidur 3x. Yang pertama tentu sekarang, oke sayang?”
Aku pun hanya terdiam saja membiarkan tangannya mulai bergerilya.
Satu tangannya meremas payudaraku dan satu tangan lainnya meremas
kemaluanku dari luar. Aku rasa Pak Ahmad ini orangnya sangat
berpengalaman dalam urusan seks karena gerilya tangannya amat terampil
dalam merangsang hingga aku pun mulai melenguh merasakan kenikmatan.
“ouuuchhh, pak teruskan pak, aku milikmu sekarang”
“hehe tenang saja nin, aku pasti memuaskanmu hari ini” Pak Ahmad
berkata sambil sesaat kemudian mencium bibirku dengan buas. Tangan Pak
Ahmad pun mulai bergerilya mencopoti kancing seragam pramukaku sementara
aku pun tak tinggal diam, aku juga melepas kancing kemeja seragam PNS
nya.
Ketika semua kancing bajuku sudah terlepas semua, Pak Ahmad tidak
melepaskannya, tetapi ia justru kembali merangsang kemaluanku dari luar
dengan agresif sehingga aku pun mulai melenguh lagi.
“aaaaah paaaaaak” aku pun berteriak ketika merasakan kenikmatan luar
biasa itu. Pak Ahmad sungguh sangat terampil memancing nafsu seksku. Tak
terasa vaginaku pun mulai basah oleh cairan cintaku.
Melihat aku yang mulai terangsang hebat, Pak Ahmad mengarahkan
tanganku untuk meremas kemaluannya yang terasa sudah tegang. Sepertinya
kemaluannya cukup besar jika kuraba.
“gimana sayang, sudah gak sabar pengen dimasukin kontol kan?”
Melihat aku hanya diam saja ketika ia bertanya seperti itu, ia pun
memberikan sinyal agar aku berbaring di meja. Meja di ruangan khusus itu
cukup besar sehingga ketika aku berbaring disitu pun kakiku masih bisa
selonjor dengan nyaman.
Ketika aku sudah berbaring, Pak Ahmad pun mulai menyibakkan rokku ke
atas dan mulai melepas celana dalamku yang basah oleh cairan cintaku.
“wow sayang, vaginamu sudah memanggil-manggil kontol papa untuk
segera dimasukkan” Pak Ahmad berkata sambil melepas ikat pinggang,
memelorotkan celanan kremnya hingga lutut dan mengeluarkan sang burung
dari sangkarnya. Dan benar saja, kontol Pak Ahmad tampak cukup besar.
kemudian Pak Ahmad menyodorkan kontolnya di depan mukaku, sepertinya berharap aku akan melakukan blow job di kontolnya.
“ayo sayang dikulum dulu dong kontol papa, biar gampang masuk goanya”
“ih papa, Nindy gak pernah blow job, kontol kan sarang bakteri, nanti
kalo masuk mulut Nindy jadi penyakit dong, Nindy ludahin aja ya terus
dikocok.” Aku berkata dengan sehormat mungkin agar Pak Ahmad tetap
merasa nyaman.
Aku memang belum pernah melakukan blow job selama aku ML, baik itu
dengan Ricky cowokku maupun dengan Anton, kakakku (cerita seks dengan
mereka berdua akan aku ceritakan di bagian lain).
“iya deh sayang, tp harus sampe keluar precum ya sayang”
Aku pun mulai meludahi kontol Pak Ahmad dan mulai mengocoknya. Aku
memang tak pernah blow job, tapi masalah mengocok kontol, aku cukup
ahli. Ricky pun pernah sampai orgasme hanya dengan kukocok dengan metode
meludahi ini.
Terbukti tak berapa lama Pak Ahmad mulai melenguh dan keluarlah
cairan precum itu. Merasa kontolnya sudah terlayani dengan baik oleh
tanganku dan sudah keluar precum, Pak Ahmad mulai mengarahkan kontolnya
menuju guaku.
“sayang, papa masukin ke gua ya”
Aku pun hanya diam saja sambil memejamkan mata hingga mulai terasa
kontol Pak Ahmad mulai berpenetrasi memasuki liang kenikmatanku. Memang
aku sudah tidak perawan dan sudah sekitar 5x ML, tapi vaginaku masih
cukup seret sehingga kontol Pak Ahmad masih cukup kesulitan untuk
memasuki liang kenikmatanku.
“uh sempit banget lubang guanya sayang, papa suka ini”
Dengan beberapa kali percobaan, mulailah kontol Pak Ahmad masuk ke dalam gua milikku.
“uuggghh pak, pelan-pelan pak, terasa agak sakit”
“iya sayang, sabar ya, gua milikmu sempit banget sayang, kontol papa terasa diperes”
Dengan penuh kesabaran, Pak Ahmad melakukan penetrasi hingga semua
batang kejantanannya masuk ke dalam vaginaku. Setelah semua batang
penisnya masuk, Pak Ahmad diam sejenak.
“sayang, masih terasa sakit nggak? Kalo sudah nggak papa mulai goyang nih”
“uuugh, udah gak begitu sakit pak, cuma terasa penuh aja vaginaku”
“ya udah, papa genjot sekarang ya”
Tanpa menunggu jawaban dariku, Pak Ahmad mulai menggoyang pantatnya
naik turun hingga batang penisnya keluar masuk dari liang kenikmatanku.
Sungguh saat itu rasanya seperti terbang ke langit ketujuh. Apalagi Pak
Ahmad menggoyang dengan sangat lembut, membuat aku merasakan kenikmatan
berlapis.
“uuugghh, paaak, enaak bangeeet”
“sayaaang, memekmuu sereet bangeeet, kontol papaa kayaaak dipijaaat”
Pak Ahmad berkata sambil terbata-bata, sepertinya ia juga merasakan
kenikmatan yang luar biasa.
Sekitar sepuluh menit Pak Ahmad menggoyang, aku pun mulai merasakan orgasme pertamaku dan berteriak dengan keras.
“aaaaaah paaaak, aku sampeeeeek”
“keluarkaan ajaa sayaaang”
Sejurus kemudian aku merasakan pipis, bukan sekedar pipis biasa, tapi disertai dengan rasa nikmat yang luar biasa.
Melihat aku mencapai orgasme pertamaku, Pak Ahmad pun berhenti dan mencabut kontolnya dari vaginaku.
“lho kok udahan pak?”
“sebentar sayang, papa mulai kegerahan meladeni kebinalan kamu, papa nyalakan AC dulu ya”
Terlihat Pak Ahmad memang berkeringat, sampai kemeja kremnya agak
sedikit basah. Aku pun heran melihat Pak Ahmad melakukan aktivitas seks
tanpa telanjang. Hanya membuka kancing kemeja dan memelorotkan celana
panjangnya hingga selutut. Bahkan ia masih memakai sepatunya.
“pak, kok bajunya gak dilepas aja sih? Kan lebih enak kalo telanjang”
“papa habis ini buru-buru pulang sayang, ditunggu teman”
Setelah menyalakan AC, Pak Ahmad pun mulai melanjutkan aktivitas
seksnya. Kali ini ia mulai dengan membuka braku dan melemparkannya. Dari
tadi memang braku masih berada di tempatnya, hanya kancing kemejaku
terbuka dan rokku tersingkap ke atas. Celana dalamku memang daritadi
sudah dilepas oleh Pak Ahmad.
Setelah membuka braku, Pak Ahmad mulai menyusu dengan tak sabar di
payudara kiriku, sementara payudara kananku diremas-remas oleh
tangannya. Hal ini membuat aku kembali terangsang hebat.
“aaaaah paaaaak” aku hanya berteriak. Aku tak tahan dengan
rangsangannya. Memang patut kuacungi jempol. Ia mampu membuat nafsu
seksku bangkit dengan segera.
“paaaak, buruaaan masukiiin lagiii paaak”
Melihat aku merengek, Pak Ahmad pun segera memegang penisnya dan
mulai mengarahkan ke vaginaku. Kali ini cukup lancar masuk karena
vaginaku sangat basah oleh cairan orgasme pertamaku.
“aaah, paaak, goyaaang teruuuuss”
Pak Ahmad pun di ronde kedua ini tampak bersemangat sekali.
Sepertinya tak sabar ingin segera menuntaskan permainan cinta ini. Aku
pun merem melek merasakan kenikmatan. Kontol Pak Ahmad yang besar
membuat gesekan antara batangnya dengan klitorisku terasa sangat
sensasional. Hingga sekitar lima menit kemudian, aku pun mulai merasakan
akan orgasme untuk kedua kalinya.
“paaaak, Nindy keluar lagiiiiii” aku berteriak diiringi keluarnya cairan cintaku untuk yang kedua kalinya.
Tapi kali ini Pak Ahmad tidak menghentikan goyangannya, justru ia
makin agresif menggoyang hingga beberapa saat kemudian vaginaku terasa
disiram oleh cairan hangat.
“aaaaah papaaa keluaaaaaar” Pak Ahmad berteriak sambil meremas-remas
payudaraku. Terasa penisnya berkedut-kedut dan menyemprotkan cairan
hangat berkali-kali.
Aku pun segera tersadar. Pak Ahmad rupanya mengeluarkan spermanya di dalam vaginaku.
“paaak, kok dikeluarin di dalem siiih? Kalo Nindy hamil gimana?” aku
berteriak protes kepada Pak Ahmad yang ambruk di atasku. Aku sendiri
tidak yakin apakah sekarang adalah masa suburku. Tetapi tetap saja
sperma yang dikeluarkan di dalam vaginaku berpotensi membuahi sel telur.
“maaf sayang, papa hilang kesadaran, habisnya memek kamu seret
banget” Pak Ahmad berkata dengan lembut dan dengan segera melumat
bibirku. Aku pun tidak bisa berkata apa-apa lagi dan hanya berharap
spermanya mati semua sebelum bisa membuahi sel telur.
Setelah beberapa saat, Pak Ahmad beranjak sambil mengeluarkan
penisnya dari vaginaku. Ketika aku melongok ke bawah, terlihat cairan
putih keluar dari vaginaku dengan lumayan deras. Rupanya itulah
kombinasi cairan cinta kami berdua. Melihat itu, Pak Ahmad segera
mengambil celana dalamku dan mengusapkannya di lelehan cairan itu.
“paak, kok CD nya Nindy yang dipake bersihin?”
“gak papa sayang, buat kenang-kenangan aja, CD kamu papa ambil ya.
Kamu pake CD papa aja nih, daripada memek kamu kedinginan” Pak Ahmad
berkata sambil memelorotkan sepenuhnya CD nya dan melemparkannya ke
arahku. CD ku ia pakai untuk mengelap kontolnya hingga bersih, kemudian
ia pun memakai kembali celana panjangnya sambil merapikan kemejanya.
“lho pak, gak pake CD?”
“iya sayang, gakpapa kok, habis ini dipakai tempur lagi kontol papa.
Untuk seks yang bagian kedua dan ketiga, nanti papa hubungi kamu lewat
HP ya”
Aku masih agak tidak tersadar dengan ucapan Pak Ahmad. Aku pun segera
bangun, memakai CD Pak Ahmad yang tentu saja kebesaran dan merapikan
seragamku. Tak apalah CD nya agak kebesaran, yang penting vaginaku tidak
kedinginan, hehehe.
Setelah merapikan diri masing-masing, kami pun segera keluar dari
ruang BP, tentu saja dengan hati-hati agar tidak ketahuan. Untungnya
sekolah sudah sepi. Kami pun berpisah di gerbang sekolah. Aku beranjak
menuju parkir di samping gedung dan Pak Ahmad keluar dari gerbang menuju
jalan raya. Sepintas aku lihat sesosok wanita berseragam PNS dihampiri
oleh Pak Ahmad.
Ah rupanya itu Bu Vonny. Aku pun mulai tersadar akan ucapan Pak Ahmad
tadi. Sepertinya Pak Ahmad akan melanjutkan kegiatan percintaannya
dengan Bu Vonny. Ah sudahlah, yang penting aku dapat bagian yang pertama
Jumat, 19 Mei 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar